Beranda | Artikel
Bab Mendoakan Orang yang Bersin
Rabu, 24 Juli 2024

Bab Mendoakan Orang yang Bersin adalah bagian dari ceramah agama dan kajian Islam ilmiah dengan pembahasan kitab Al-Adabul Mufrad. Pembahasan ini disampaikan oleh Ustadz Dr. Syafiq Riza Basalamah, M.A. pada Senin, 16 Al-Muharram 1446 H / 22 Juli 2024 M.

Kajian Islam Tentang Bab Mendoakan Orang yang Bersin

Al-Imam Bukhari dalam bab ini mengatakan bahwa Abdurrahman bin Ziyad berkata, “Telah mengajarkan kepadaku ayahku,” Ayahnya bercerita bahwa mereka pada waktu itu sedang dalam peperangan di atas laut. Mereka naik perahu.

Subhanallah, kita mengetahui bagaimana bangsa Arab hidup di padang pasir. Bagaimana para sahabat Nabi tatkala hijrah ke Kota Madinah, mereka tidak bertemu laut. Lautan itu jauh, yang terdekat kira-kira 120 km sehingga tidak semua bisa berenang. Dimana mereka hendak berlatih berenang? Mungkin yang dekat laut bisa berlatih berenang, tetapi sungai pun tidak ada. Di masa Utsman bin Affan, umat Islam sudah mulai menyeberangi lautan dan berperang di atas perahu. Disebutkan bahwa peristiwa ini terjadi di masa Muawiyah Radhiallahu Ta’ala ‘Anhu.

Lalu, Ziyad bin An’am mengatakan, “Bahwasanya perahu kami bergabung dengan perahunya Abu Ayyub al-Ansari Radhiyallahu ‘Anhu.” Abu Ayyub ini sahabat yang Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam ketika hijrah, Nabi singgah di rumahnya kira-kira 1 bulan, menunggu masjid dan rumah beliau selesai.

Abu Ayyub al-Ansari adalah seorang mujahid fii sabilillah yang jasadnya dimakamkan di bawah benteng Konstantinopel. Beliau ingin ikut berperang menaklukkan Konstantinopel, tetapi ajal datang sebelum Konstantinopel ditaklukkan. Sejak zaman itu sampai tahun 800-an, umat Islam berusaha mewujudkan janji Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam dan janji itu terbukti benar.

Ketika kapalnya sudah bergabung, biasanya kapal-kapal diikat sehingga bisa jalan bersama. Dia melanjutkan, “Saat waktu makan tiba, kami mengundang Abu Ayyub.” Beliau datang, naik ke kapal sebelahnya, dan duduk bersama. Abu Ayyub mengatakan, “Kalian mengundang aku padahal aku sedang puasa.”

Kita tahu bahwa puasa wajib bagi seorang musafir boleh berbuka ketika dia mau, tetapi tidak harus berbuka kecuali dalam kondisi yang membahayakan jika tetap puasa. Orang yang puasa sunnah juga lebih bebas, dia boleh berbuka walaupun tidak musafir ketika dia ingin berbuka, karena orang yang puasa sunnah adalah penguasa atas dirinya sendiri. Abu Ayyub mengatakan, “Kalian mengundang aku padahal aku sedang puasa. Aku tidak punya celah untuk tidak menjawab kalian. Aku mendengar Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda,

إِنَّ لِلْمُسْلِمِ عَلَى أَخِيهِ سِتَّ خِصَالٍ وَاجِبَةٍ…

“Sesungguhnya seorang muslim atas saudaranya sesama muslim itu punya enam kewajiban. Kalau dia meninggalkan salah satu dari enam perkara ini, maka dia telah meninggalkan hak wajib untuk saudaranya. Mengucapkan salam kalau berjumpa dengannya, memenuhi undangannya jika mengundang, mendoakannya ketika bersin, membesuknya ketika sakit, menghadiri jenazahnya jika meninggal, dan memberikan nasihat jika diminta nasihat.” (HR. Bukhari)

Cara mendoakan orang yang bersin dan dia mengatakan “Alhamdulillah,” maka yang lainnya di majelis itu mengatakan “Yarhamukallah,” yang artinya semoga Allah merahmatimu.

Lihat: Bab Bersin

    Bagaimana penjelasan lengkapnya? Mari download mp3 kajian dan simak pembahasan yang penuh manfaat ini.

    Download MP3 Kajian


    Artikel asli: https://www.radiorodja.com/54311-bab-mendoakan-orang-yang-bersin/